Rabu, 03 Juni 2009

the missing link

Enggak, ini bukan the missing link yang itu, teorinya siapa tuh, yang katanya ada rantai yang hilang dr manusia sama monyet.
Bukaaannn.. saya nggak seilmiah itu, hehehehe..
Ini the missing link dari hidup saya. Yup. Have you ever felt that??
Saya punya teman, namanya ^matahari^, sepupunya sahabat saya. Dia punya diary sejak SD dan selalu menyempatkan diri menulis setiap pagi.
Saya jadi ingat, saya juga punya kebiasaan itu, sejak saya SD juga, tapi tangan-tangan yang tidak kelihatan memaksa saya memacu kaki mungil saya (beneran mungil, nggak boong, size 33, kalo ada yang ngado sepatu jangan sungkan ^^) terus bergerak mengejar mimpi. Tidak ada lagi sejenak untuk duduk, menyeruput teh hangat, berpiyama flanel atau sekedar berkaus oblong kebesaran, duduk sambil merenung, tersenyum sendiri, mengkerutkan kening, dan menulis. Sampai SMA saya masih rajin menulis, paling tidak dalam seminggu pasti ada dua atau tiga kali menulis. Kuliah semakin jarang. Sekarang apa lagi. Hmmhhh..
Saya rindu ritual itu. Ritual yang dulu dianggap suci. Ngumpet-ngumpet nulisnya, cerita cinta monyet. Ada kunci sama gemboknya, kuncinya dibawa ke sekolah biar mama nggak baca. Padahal tinggal ditarik doang tu gembok juga lepas, hahahahahaa..
Tidak ada yang terlupa, semua tertulis di sana.
Makin besar, ceritanya semakin seru. Ada persahabatan, ada berantem sama papa, ada cinta terlarang, pokoknya seru! Sinetron dubbing di Indosiar, yang ada naga terbangnya tapi rumahnya rumah gedong dan ada mobil plat B (keponakan teman saya sampai bertanya itu sebenarnya bersetting kerajaan apa kok ada naga terbang tapi ada mobil berplat nomor B) pastinya kalah seru!
Sampai suatu malam, sedang telepon dengan pacar, meruntut hari-hari kemarin yang tak bisa kami lewatkan bersama, saya lupa! Yak sodara-sodara!! Saya lupa apa yang saya lakukan kemarin lusa, minggu lalu, bulan lalu, saya lupaaa!!!!! Apalagi ketika pacar bertanya, bulan lalu film apa yang kami tonton, saya cuma bisa bilang lupa. Kalau sipacarsayayangodong itu memang selalu lupa, jadi jangan dibandingkan. Tapi ini saya, saya yang selalu menyisakan waktu untuk merenung hari sebelum tidur, saya yang detail dan perencana, saya yang harus serba teratur, tapi saya lupa.
Setelah menutup telepon, saya ingat sama teman saya ^matahari^. Beruntungnya ia, tak ada yang terlupa. Saya rindu ritual menulis itu.
Ada bagian yang hilang dari rantai hidup saya.
Saya tidak mau menjadi budak tangan-tangan tak terlihat.
Saya tidak mau menjadi robot yang melintasi hari sekedar hari.
Saya mau belajar di sekolah besar kehidupan, saya mau terus naik kelas, saya mau menjalaninya bukan sekedar bernapas.
Saya ingin mulai menulis lagi.
Sebagai pengingat, bahwa saya ada kemarin.
Sebagai pengingat, saya sudah belajar.
'Makasih ^matahari^, sudah membangkitkan kerinduan saya untuk menjadi manusia seutuhnya, bukan boneka berjalan.

4 komentar:

salamatahari mengatakan...

Makasih, ya, Yooov ... jadi terharu ... Hiks ...

Yuk kita nulis bersama ... =D

- mengatakan...

Mari mari menulis lagi. Saya juga baru memulai menulis di blog :)
Mari saling lempar semangat. Bersemangat!

^mariaannayovita^ mengatakan...

asiikkkkk.. jadi makin banyak temennya.... :)
saling menyemangati ya mbak wijayanti, kabari kalo mampir" hehehe..

^mariaannayovita^ mengatakan...

asiikkkkk.. jadi makin banyak temennya.... :)
saling menyemangati ya mbak wijayanti, kabari kalo mampir" hehehe..