Hari ini saya makan siang dengan seorang sahabat, abang tersayang, yang kalau baca ini mungkin akan senyum-senyum nggak jelas, dengan lesung pipit andalannya :D (hehehe :D i know you, dear..)
Hari ini saya rencanakan akan jadi makan siang yang menyenangkan, as always, bersamanya selalu menyenangkan. Diawali berkeliling mencari tempat makan karena tempat makan favoritnya penuh. Dan kami makan siang di tempat makan sunda, pinggir jalan, ruame buanget. Berhubung laper, kami nggak banyak ngobrol, sibuk makan ayam bakar, perkedel, pepes, tahu tempe, plus sambel super dan lalaban, hmmm yummyyy.. Paling ngobrol sedikir soal ramenya tempat itu, soal jaga malemnya nanti malem (dia BUKAN hansip! sekali lagi dy BUKAN hansip..tapi kalo dia sambil nyambi ya saya nggak tau juga ya.. :D).
Trussss setelah muter-muter nggak jelas dan terjebak macet, kami memutuskan makan eskrim di tempat yang pernah dia rekomendasiin buat saya, dan janji ngajak saya ke sana, tapi baru kesampean sekarang.
Tempatnya lumayan menyenangkan, sepi, cuma menunya rada aneh dan membingungkan..heheheheee..
Dimulailah pembicaraan kami.
Pertama, masalah keluarga..
Nyambung ke...soal rencana spesialisasi yang akan ditekuninya..
Itu bahan bercandaan kami, as always, bersamanya saya bisa membicarakan apa saja. Tapi hari itu ada yang sedikit berbeda, lancarnya dia bicara bercanda, soal 4 tahun ke depan, bali, spesialis anestesi, s2 saya yang harusnya udah selesai, bisa cari kerja di bali, sampe dia selesai.
Hahahahahahahahahahahahahaaa..
As always, bersamanya, bercanda seperti itu selalu menyenangkan.
Tapi ternyata tak berhenti juga bicara itu..
Bahkan sampai eskrim sudah mencair, sampai duduk lagi di mobil, melanjutkan pembicaraan itu. As always, masih menyenangkan, meski jantung saya mulai berdetak tidak karuan. Sampai akhirnya saya nggak tahan. Saya pastikan, ini bercanda atau serius??? Dan jawabannya masih ambigu.. Saya sempet turun sebentar di tempat fotokopian untuk mengkopi bahan ujian minggu depan. Jantung saya tidak berhenti bedegup, kepala saya tidak berhenti berputar. Suaranya tidak berhenti terngiang di telinga saya, bali, tahun depan, 4 tahun ke depan, kerja, lalu ngurus anak. Termasuk tawarannya, plus catatannya, "kalo kamu nggak jadi sama abangmu".
Sampai malam ini, semuanya masih berputar di kepala saya.
Apa itu tawaran masa depan?
Tahun depan saya 25, saya tahan seperti apa pun tak akan bisa. Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu suatu pilihan.
Apa saya harus dewasa mulai sekarang? Berarti berpikir serius, tentang hidup saya, tentang pekerjaan, termasuk menikah, berumahtangga, berarti mutlak, pasangan hidup saya. Dia bukan orang baru, dia selalu menjadi bagian hidup saya dengan caranya, yang terkadang tidak pernah saya mengerti, atau bahkan saya sadari, tapi dia ada, as always..
Begitu banyak yang saya maknakan "as always.." dengannya, tapi dengan pembicaraan "bercanda" yang kami lakukan tadi siang, apa "as always.." tentangnya masih akan berlaku? Saya takut perubahan, meskipun para filsuf berkata, satu-satunya hal yang pasti, adalah ketidakpastian itu sendiri. Hidup itu dinamis, tapi perubahan itu menetap.
Sampai sekarang, semuanya masih berputar dalam kepala saya.
Seandainya saya bisa bilang padanya, saya sayang dia apa adanya, kegilaannya, senandung-senandungnya, ceritanya, waham-wahamnya, bahkan kemanjaannya. Mungkin itu satu-satunya yang tidak akan pernah berubah.
Sayang saya padanya, as always..
Hari ini saya rencanakan akan jadi makan siang yang menyenangkan, as always, bersamanya selalu menyenangkan. Diawali berkeliling mencari tempat makan karena tempat makan favoritnya penuh. Dan kami makan siang di tempat makan sunda, pinggir jalan, ruame buanget. Berhubung laper, kami nggak banyak ngobrol, sibuk makan ayam bakar, perkedel, pepes, tahu tempe, plus sambel super dan lalaban, hmmm yummyyy.. Paling ngobrol sedikir soal ramenya tempat itu, soal jaga malemnya nanti malem (dia BUKAN hansip! sekali lagi dy BUKAN hansip..tapi kalo dia sambil nyambi ya saya nggak tau juga ya.. :D).
Trussss setelah muter-muter nggak jelas dan terjebak macet, kami memutuskan makan eskrim di tempat yang pernah dia rekomendasiin buat saya, dan janji ngajak saya ke sana, tapi baru kesampean sekarang.
Tempatnya lumayan menyenangkan, sepi, cuma menunya rada aneh dan membingungkan..heheheheee..
Dimulailah pembicaraan kami.
Pertama, masalah keluarga..
Nyambung ke...soal rencana spesialisasi yang akan ditekuninya..
Itu bahan bercandaan kami, as always, bersamanya saya bisa membicarakan apa saja. Tapi hari itu ada yang sedikit berbeda, lancarnya dia bicara bercanda, soal 4 tahun ke depan, bali, spesialis anestesi, s2 saya yang harusnya udah selesai, bisa cari kerja di bali, sampe dia selesai.
Hahahahahahahahahahahahahaaa..
As always, bersamanya, bercanda seperti itu selalu menyenangkan.
Tapi ternyata tak berhenti juga bicara itu..
Bahkan sampai eskrim sudah mencair, sampai duduk lagi di mobil, melanjutkan pembicaraan itu. As always, masih menyenangkan, meski jantung saya mulai berdetak tidak karuan. Sampai akhirnya saya nggak tahan. Saya pastikan, ini bercanda atau serius??? Dan jawabannya masih ambigu.. Saya sempet turun sebentar di tempat fotokopian untuk mengkopi bahan ujian minggu depan. Jantung saya tidak berhenti bedegup, kepala saya tidak berhenti berputar. Suaranya tidak berhenti terngiang di telinga saya, bali, tahun depan, 4 tahun ke depan, kerja, lalu ngurus anak. Termasuk tawarannya, plus catatannya, "kalo kamu nggak jadi sama abangmu".
Sampai malam ini, semuanya masih berputar di kepala saya.
Apa itu tawaran masa depan?
Tahun depan saya 25, saya tahan seperti apa pun tak akan bisa. Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu suatu pilihan.
Apa saya harus dewasa mulai sekarang? Berarti berpikir serius, tentang hidup saya, tentang pekerjaan, termasuk menikah, berumahtangga, berarti mutlak, pasangan hidup saya. Dia bukan orang baru, dia selalu menjadi bagian hidup saya dengan caranya, yang terkadang tidak pernah saya mengerti, atau bahkan saya sadari, tapi dia ada, as always..
Begitu banyak yang saya maknakan "as always.." dengannya, tapi dengan pembicaraan "bercanda" yang kami lakukan tadi siang, apa "as always.." tentangnya masih akan berlaku? Saya takut perubahan, meskipun para filsuf berkata, satu-satunya hal yang pasti, adalah ketidakpastian itu sendiri. Hidup itu dinamis, tapi perubahan itu menetap.
Sampai sekarang, semuanya masih berputar dalam kepala saya.
Seandainya saya bisa bilang padanya, saya sayang dia apa adanya, kegilaannya, senandung-senandungnya, ceritanya, waham-wahamnya, bahkan kemanjaannya. Mungkin itu satu-satunya yang tidak akan pernah berubah.
Sayang saya padanya, as always..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar