Minggu, 22 Februari 2009

waktu hujan sore-sore

Waktu hujan sore-sore, kita duduk di sudut sebuah cafe. Bicara tentang hidup, bicara tentang hari, bicara tentang kita. Waktu hujan sore-sore, kita tertawa sepuasnya, tak peduli tatapan sirik orang-orang di sekeliling kita, tak peduli pelayan cafe ingin mengusir rasanya, tak peduli dingin Bandung yang menusuk, atau bahkan kabut mulai menyelimuti. Kita bercanda, kita tertawa kita berteriak-teriak, kita berpelukan seperti tak ada lagi esok hari. Kita saling mencela, kita saling meledek, tapi kita saling mencinta. Waktu hujan sore-sore, kita belajar menghargai apa yang kita punya, yakni 5 jam yang membuat hidup kita kaya. Waktu hujan sore-sore, kita menikmati dunia, kita mengucap syukur pada Yang Empunya dengan cara yang kita bisa. Kita berkhayal seolah dunia milik kita, kita bermimpi seakan kita pemenangnya. Ya, aku pemenangnya, karena aku punya kalian.
Terimakasih para sahabat, untuk waktu hujan sore-sore yang kita bagi bersama. Semuanya terekam dalam ingatan, tersimpan dalam hati, bekalku kala dunia terasa berat, sebagai obat yang mengingatkanku bahwa aku tak sendiri.

*tiya huey, omo, ica, tha, bray, carien, acus, emma, stendjoz, i love you all..

Tidak ada komentar: